KITA HARUS JADI GENERASI BANGSA YANG KREATIF

KITA HARUS JADI GENERASI BANGSA YANG KREATIF
BERBAGI ILMU

Jumat, 19 Desember 2014

MACAM-MACAM IMUNISASI DAN MANFAATNYA




PENTINGNYA IMUNISASI UNTUK ANAK

Angka infeksi pada bayi dan anak-anak usia di bawah lima tahun di Indonesia relatif tinggi. Bahkan, beberapa penyakit infeksi seperti diare dan pneumonia bisa menyebabkan kematian pada anak. Karena itu, imunisasi perlu diberikan kepada anak-anak untuk melindungi mereka dari berbagai penyakit.
Sehat bukan berarti hanya bebas dari penyakit atau hanya sehat fisik, mental atau sosial. "Anak sehat berarti mereka mempunyai kemampuan memperoleh potensi tertinggi di dalam hidupnya,"
Masalah kesehatan anak sebenarnya seperti puncak gunung es, yang terlihat hanya sebagian kecil dari masalah sebenarnya yang lebih besar. Masalah perinatal dan infeksi masih menjadi masalah utama kesehatan anak di Indonesia saat ini. Kesehatan anak yang terintegrasi sangat penting untuk mengatasi masalah kesehatan anak serta memperoleh potensi hidup optimal. Oleh karena itu, perlu kekuatan semua pihak agar mewujudkan keadaan anak yang dilahirkan selamat, anak sehat dan tumbuh serta berkembang optimal.
Imunisasi bisa mencegah beberapa penyakit infeksi yang bisa menyebabkan kematian dan kecacatan, dan penyebaran infeksi. Program imunisasi telah dilakukan sejak lama dan di hampir seluruh negara di dunia dengan pola pemberian dan jadwal imunisasi disesuaikan dengan pola epidemiologi penyakit serta pembiayaan program tiap negara.
Imunisasi merangsang sistem imunologi tubuh membentuk antibodi spesifik sehingga dapat melindungi tubuh dari serangan penyakit. Imunisasi dan ASI merupakan bentuk tanggung jawab orang tua untuk kesehatan anaknya, ujarnya.
Namun ada beberapa kendala dalam imunisasi bayi antara lain, negara-negara berkembang sangat tertinggal dalam cakupan imunisasi, sulitnya menjangkau populasi yang tidak dapat terakses dan yang menolak imunisasi. Kendala lain adalah, adanya persepsi negatif terhadap imunisasi, kegagalan vaksin baru, dan keraguan tentang keamanan imunisasi. 
Pemikiran negatif atau pro dan kontra mengenai imunisasi sebenarnya bukan hal baru dan terjadi di berbagai negara sejak pertama kali diperkenalkan Edward Jenner di Inggris di awal tahun 1800-an. Masalah pemberian imunisasi biasanya muncul dalam hal keamanan. Hal ini sangat tergantung pada praktik di lapangan misalnya, vaksin tidak dikocok dengan benar sehingga setelah disuntik jadi mengeras, sering terjadi kesalahan dalam menyimpan vaksin sehingga tidak bisa bekerja efektif, ujarnya. (Sumber: Kompas 22 Juli 20009)



Imunisasi Dasar pada Bayi
Berikut adalah lima imunisasi dasar yang wajib diberikan sejak bayi:
1.       Imunisasi BCG (Bacillus Calmette-Guerin) sekali untuk mencegah penyakit Tuberkulosis. Diberikan segera setelah bayi lahir di tempat pelayanan kesehatan atau mulai 1 (satu) bulan di Posyandu.

2.       Imunisasi Hepatitis B sekali  untuk mencegah penyakit Hepatitis B yang ditularkan dari ibu ke bayi saat persalinan.

3.       Imunisasi DPT-HB 3 (tiga) kali untuk mencegah penyakit Difteri, Pertusis (batuk rejan), Tetanus dan Hepatitis B. Imunisasi ini pertama kali diberikan saat bayi berusia 2 (dua) bulan. Imunisasi berikutnya berjarak waktu 4 minggu. Pada saat ini pemberian imunisasi DPT dan Hepatitis B dilakukan bersamaan dengan vaksin DPT-HB.

4.       Imunisasi polio untuk memberikan kekebalan terhadap penyakit polio. Imunisasi Polio diberikan 4 (empat) kali dengan jelang waktu (jarak) 4 minggu.

5.       Imunisasi campak untuk mencegah penyakit campak. Imunisasi campak diberikan saat bayi berumur 9 bulan.




Efek samping Imunisasi
Imunisasi kadang mengakibatkan efek samping. Ini adalah tanda baik yang membuktikan vaksin betul-betul bekerja secara tepat. Efek samping yang biasa terjadi adalah sebagai berikut:

·         BCG: Setelah 2 minggu akan terjadi pembengkakan kecil dan merah di tempat suntikan. Setelah 2–3 minggu kemudian pembengkakan menjadi abses kecil dan kemudian menjadi luka dengan garis tengah ±10 mm. Luka akan sembuh sendiri dengan meninggalkan luka parut kecil.
·         DPT: Kebanyakan bayi menderita panas pada sore hari setelah imunisasi DPT, tetapi panas akan turun dan hilang dalam waktu 2 hari. Sebagian besar merasa nyeri, sakit, merah atau bengkak di tempat suntikan. Keadaan ini tidak berbahaya dan tidak perlu mendapatkan pengobatan khusus, dan akan sembuh sendiri. Bila gejala tersebut tidak timbul, tidak perlu diragukan bahwa imunisasi tersebut tidak memberikan perlindungan, dan imunisasi tidak perlu diulang.
·         Polio: Jarang timbuk efek samping.
·         Campak: Anak mungkin panas, kadang disertai kemerahan 4–10 hari sesudah penyuntikan.
·         Hepatitis B: Belum pernah dilaporkan adanya efek samping.


Imunisasi Tambahan
Selain imunisasi wajib (vaksin BCG, polio tetes minum (polio oral), DPT, hepatitis B dan campak) yang direkomendasi Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Anda juga perlu tahu imunisasi yang dianjurkan.
Imunisasi yang dianjurkan ini diteliti bisa mencegah berbagai penyakit, antara lain: radang paru-paru (pneumonia), radang selaput otak (meningitis), campak Jerman, Hepatitis A, dan kanker mulut rahim.
Vaksin tersebut belum masuk dalam daftar imunisasi PPI dan tidak disubsidi pemerintah –sehingga disebut tidak wajib atau ‘hanya’ dianjurkan saja. Jadi perbedaannya bukan masalah perlu atau tidak perlu, lho, sahabat blogger.
Jadi? Imunisasi wajib adalah vaksin minimal yang harus didapat anak dengan fasilitas disediakan pemerintah. Sedang tambahannya, bila mampu, baik sekali jika juga diberikan pada anak. Apa saja imunisasi yang dianjurkan?
1.      Hib
Manfaat: Melindungi tubuh dari virus Haemophilus influenza type B, yang bisa menyebabkan meningitis, pneumonia, dan epiglotitis (infeksi pada katup pita suara dan tabung suara).
Waktu pemberian: Umur 2, 4, 6, dan 15 bulan.
Catatan khusus: Bisa diberikan secara terpisah atau kombinasi.

2.      Pneumokokus (PCV)
Manfaat: Melindungi tubuh dari bakteri pnemukokus yang bisa menyebabkan meningitis, pneumonia, dan infeksi telinga.

Waktu pemberian: Umur 2, 4, 6 bulan, serta antara 12 - 15 bulan.
Catatan khusus: Kalau mama belum memberikannya hingga usia anak di atas 1 tahun, PCV hanya diberikan dua kali dengan interval 2 bulan. Jika usia anak sudah 2 - 5 tahun, PCV hanya diberikan 1 kali.

Efek Samping:
Biasanya muncul demam ringan, kurang dari 380c, rewel, mengantuk, nafsu makan berkurang, muntah, diare, dan muncul kemerahan pada kulit. Reaksi ini terbilang umum dan wajar karena bisa hilang dengan sendirinya.


3.      Influenza
Manfaat: Melindungi tubuh dari beberapa jenis virus influenza.
Waktu pemberian: Setahun sekali sejak usia 6 bulan. Bisa terus diberikan hingga dewasa.
Catatan khusus: Untuk usia di atas 2 tahun, vaksin bisa diberikan dalam bentuk semprotan pada saluran pernapasan.

Efek samping yang sering adalah nyeri pada lokasi suntikan. Selain itu juga dapat ditemukan demam, malaise dan mialgia. Efek samping ini dapat terjadi beberapa jam setelah imunisasi dan menghilang setelah 1-2 hari. Pada anak <5 tahun efek samping ini mungkin lebih jelas. Kejadian ikutan pascaimunisasi juga dapat menyerupai influenza. Kejadian ikutan pascaimunisasi sistemik akut seperti anafilaksis, angio-edema, asma dan urtikaria jarang terjadi. Gejala tersebut timbul sebagai respons alergik terhadap komponen residu proses pembuatan, terutama protein telur.


4.      MMR (Measles, Mumps, Rubella)
Manfaat: Melindungi tubuh dari virus campak, gondok, dan rubella (campak Jerman).
Waktu pemberian: Usia 15 bulan, dan diulang saat anak berusia 6 tahun.
Catatan khusus: Bisa diberikan pada umur 12 bulan, jika belum mendapat campak di usia 9 bulan.

5.      Rotavirus: untuk mencegah diare berat akibat Rotavirus, yang mengakibatkan bayi muntah mencret hebat, kekurangan cairan, gangguan keseimbangan elektrolit dan asam basa, sehingga banyak menyebabkan kematian.
Vaksin Rotavirus di teteskan perlahan ke mulut bayi mulai umur 2, 4 (dan 6 bulan), tergantung jenis vaksin.

Di Indonesia ada 2 merek inusisasi rotavirus yang beredar. Yang pertama rotavirus yang diproduksi oleh GlaxosmithKline(GSK). Vaksin ini diberikan per oral (diteteskan ke mulut). Rotarix diberikan sebanyak 2 kali, mulai bayi usia 6 minggu dosis ke-2 diberikan dengan interval minimal 4 minggu dari dosis pertama sebelum usia bayi 24 minggu.

Merek yang kedua, Rotateq diproduksi oleh MERCK. Vaksin ini juga diberikan secara per oral,diberikan dalam 3 dosis . dosis pertama pada bayi usia 6-12 minggu . Dosis keduadan ketiga diberikan dengan interval 4-10 minggu. Semua dosis diberikan pada bayi sebelum usia 32 minggu.

Siapa yang tidak boleh mendapat Imunisasi Rotavirus ?
a.       Bayi yang alergi dengan komponen pada vaksin
b.      Intussusepsi (kondisi sebagian usus yang terlipat sehingga menyebabkan sumbatan pada usus)
c.       Kelainan bawaan pada saluuran cerna yang meningkatkan resiko terjadinya intususepsi
d.      Menderita penyakit imunodefisiensi atau dalam kondisi respon imun (menderita kanker,HIV,minum obat imunosupresan)
Efek samping imunisasi rotavirus
Efeksamping yang dapat ditemukanpada bayi pasca imunisasi rotavirus termasuk iritabel, pilek, muntah, penurunan nafsu makan dan demam.

6.      Tifoid
Manfaat: Melindungi tubuh dari bakteri Salmonella typhi yang menyebabkan demam tifoid (tifus).
Waktu pemberian: Pada umur di atas 2 tahun, dan diulang setiap 3 tahun.
Catatan khusus: Terdapat dua jenis, yaitu oral dan suntik. Tifoid oral diberikan pada anak di atas 6 tahun.

7.      Hepatitis A
Manfaat: Melindungi tubuh dari virus Hepatitis A, yang menyebabkan penyakit hati.
Waktu pemberian: Pada umur di atas 2 tahun, dua kali dengan interval 6 - 12 bulan.

8.      Varisela
Manfaat: Melindungi tubuh dari cacar air
Waktu pemberian: Pada umur di atas 5 tahun.

9.      HPV (Humanpapilloma Virus)
Manfaat: Melindungi tubuh dari Humanpapilloma Virus yang menyebabkan kanker mulut rahim.
Waktu pemberian: Pada anak umur di atas 10 tahun, diberikan 3 kali dengan jadwal 0, 1-2 bulan kemudian, serta 6 bulan kemudian.





Keterangan Jadwal Imunisasi Periode 2010

Vaksin
Keterangan
BCG
Optimal diberikan pada umur 2 sampai 3 bulan. Bila vaksin BCG akan diberikan sesudah umur 3 bulan, perlu dilakukan uji tuberkulin. Bila uji tuberculin pra-BCG tidak dimungkinkan, BCG dapat diberikan, namun harus diobservasi dalam 7 hari. Bila ada reaksi lokal cepat di tempat suntikan (accelerated local reaction), perlu dievaluasi lebih lanjut (diagnostic TB).
Hepatitis B
Pertama diberikan dalam waktu 12 jam setelah lahir.
Polio
OPV 0 diberikan pada kunjungan pertama. Bayi yang lahir di RB/RS diberikan vaksin OPV saat bayi dipulangkan untuk menghindari transmisi virus vaksin kepada bayi lain. Selanjutnya dapat diberikan vaksin OPV atau IPV.
DTP
Diberikan pada umur > 6 minggu. Dapat diberikan vaksin DTwP atau DTaP atau kombinasi dengan Hepatitis B atau Hib. Ulangan DTP umur 18 bulan dan 5 tahun. Program BIAS: disesuaikan dengan jadwal imunisasi Kementrian Kesehatan. Untuk anak umur diatas 7 tahun dianjurkan diberikan vaksin Td.
Campak
Diberikan pada umur 9 bulan, vaksin ulangan diberikan pada umur 5-7 tahun. Program BIAS: disesuaikan dengan jadwal imunisasi Kementrian Kesehatan.

Vaksin
Keterangan
Hib
Diberikan mulai umur 2 bulan dengan interval 2 bulan. Diberikan terpisah atau kombinasi.
Pneumokokus ( PCV )
Dapat diberikan pada umur 2, 4, 6, 12-15 bulan. Pada umur 7 – 12 bulan, diberikan 2 kali dengan interval 2 bulan; pada umur > 1 tahun diberikan 1 kali, namun keduanya perlu dosis ulangan 1 kali pada umur 15 bulan atau minimal 2 bulan setelah dosis terakhir. Pada anak umur di atas 2 tahun PCV diberikan cukup 1 kali.
Influenza
Diberikan pada umur > 6 bulan, setiap tahun. Pada umur < 9 tahun yang mendapat vaksin influenza pertama kalinya harus mendapat 2 dosis dengan interval minimal 4 minggu.
MMR
Dapat diberikan pada umur 12 bulan, apabila belum mendapat vaksin campak umur 9 bulan. Selanjutnya MMR ulangan diberikan pada umur 5-7 tahun.
Tifoid
Tifoid polisakarida injeksi diberikan pada umur ³ 2 tahun, diulang setiap 3 tahun.
Hepatitis A
Hepatitis A diberikan pada umur > 2 tahun, dua kali dengan interval 6-12 bulan.
HPV
Jadwal vaksin HPV bivalen 0, 1, 6 bulan; vaksin tetravalen 0, 2, 6 bulan. Dapat diberikan mulai umur 10 tahun.
Varisela
Dapat diberikan setelah umur 12 bulan, terbaik pada umur sebelum masuk sekolah dasar. Bila diberikan pada umur > 12 tahun, perlu 2 dosis dengan interval minimal 4 minggu.
Sumber : Sari Pediatri Vol.11 No.6, April 2010





Ringkasan:
1.      Jenis Imunisasi yang wajib dilakukan adalah DPT, BCG, hepatitis B (HIB), campak dan Polio,
2.      Jenis Imunisasi Tambahan yang penting dilakukan adalah Hib, PCV, MMR, Influenza, HPV, Rotavirus, Varisela, Hepatitis A dan Tifoid


TERIMAKASIH TELAH MENGUNJUNGI BLOG SAYA DAN SEMOGA BERMANFAAT
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar