KITA HARUS JADI GENERASI BANGSA YANG KREATIF

KITA HARUS JADI GENERASI BANGSA YANG KREATIF
BERBAGI ILMU

Sabtu, 20 Desember 2014

ASUHAN KEPERAWATAN FRAKTUR HUMERUS



TINJAUAN PUSTAKA

Tulang merupakan alat penopang dan sebagai pelindung pada tubuh. Tanpa tulang tubuh tidak akan tegak berdiri. Fungsi tulang dapat diklasifikasikan sebagai aspek mekanikal maupun aspek fisiologikal.
Dari aspek mekanikal, tulang membina rangka tubuh badan dan memberikan sokongan yang kokoh terhadap tubuh. Sedangkan dari  aspek fisiologikal tulang melindungi organ-organ dalam seperti jantung, paru-paru dan lainnya. Tulang juga menghasilkan sel darah merah, sel darah putih dan plasma. Selain itu tulang sebagai tempat penyimpanan kalsium, fosfat, dan garam magnesium.
Kejadian  patah tulang atau fraktur  dapat menimpa setiap orang kapan saja dan dimana saja. Fraktur yang terjadi dapat mengenai orang dewasa maupun anak-anak. Presentasi keseluruhan dari anak anak 0-16 tahun yang mengalami (sedikitnya 1) fraktur, lebih tinggi anak laki-laki(42%) daripada anak perempuan (27%). Tetapi kejadian fraktur tiga tahun lebih awal terjadi pada anak perempuan daripada anak laki-laki. Meningkatnya fraktur selama masa prapubertas terjadi karena ketidaksesuaian antara tinggi badan dan mineralisasi tulang. 77% kasus fraktur disebabkan karena trauma low-energy (terutama karena jatuh) yang lebih sering terjadi pada anak laki-laki usia sekolah dan remaja. (Jurnal Pattern of fractures across pediatric age groups: analysis of individual and lifestyle factors).
Fraktur yang mengenai lengan bawah pada anak sekitar 82% pada daerah metafisis tulang radius distal,dan ulna distal sedangkan fraktur pada daerah diafisis yang terjadi sering sebagai faktur type green-stick. Daerah metafisis pada anak relatif masih lemah sehingga  fraktur  banyak  terjadi  pada  daerah  ini,  selebihnya  dapat  mengenai suprakondiler humeri (transkondiler humeri) diafisis femur dan klavikula, sedangkan yang lainnya jarang. Fraktur pada anak mempunyai keistimewaan dibanding dengan dewasa, proses penyembuhannya dapat berlangsung lebih singkat dengan remodeling yang sangat baik, hal ini disebabkan karena adanya perbedaan anatomi, biomekanik serta fisiologi tulang  anak  yang  berbeda  dengan  tulang  orang  dewasa.  Selain  itu  proses penyembuhan ini juga dipengaruhi oleh faktor mekanis dan faktor biologis. Ada perbedaan yang mendasar antara fraktur pada anak dengan fraktur pada orang dewasa, perbedaan tersebut pada anatomi, biomekanik, dan fisiologi tulang. Pada anak-anak antara epifisis dan metafisis terdapat lempeng epifisis sebagai daerah pertumbuhan  kongenital.  Lempeng  epifisis  ini  akan  menghilang  pada  dewasa, sehingga epifisis dan metafisis ini akan menyatu. Pada saat itulah pertumbuhan memanjang tulang akan berhenti. Tulang panjang terdiri atas epifisis, metafisis dan diafisis. Epifisis merupakan bagian paling atas dari tulang panjang, metafisis merupakan bagian yang lebih lebar dari ujung tulang panjang yang berdekatan dengan diskus epifisialis, sedangkandiafisis merupakan bagian tulang panjang yang di bentuk dari pusat osifikasi primer. Seluruh tulang diliputi oleh lapisan fibrosa yang disebut periosteum, yang mengandung  sel-sel  yang  dapat  berproliferasi  dan  berperan  dalam  proses pertumbuhan transversal tulang panjang. Kebanyakan tulang panjang mempunyai arteria nutrisi. Lokasi dan keutuhan dari pembuluh darah inilah yang menentukan berhasil atau tidaknya proses penyembuhan suatu tulang yang patah. Pada anak,terdapat lempeng epifisis yang merupakan tulang rawan pertumbuhan. Periosteum sangat tebal dan kuat dimana pada proses bone helding akan menghasilkan kalus yang cepat dan lebih besar daripada orang dewasa






















STUDI KASUS

An.F berumur 9 th datang ke RS.SAHABAT Lampung Tengah bersama ibunya Ny.Z dengan keluhan nyeri lengan tangan kiri bagian atas/humerus karena jatuh dari sepeda dengan kecepatan tinggi.Tanpa berfikir panjang Ny.Z langsung membawanya ke rumah sakit.  Dari pemeriksaan fisik didapatkan nadi 90x/m, suhu 36ÂșC, dan RR 18 x/m. Klien tampak menangis dan merintih kesakitan dengan menyangga tangan kanan yang sakit dengn tangan kanannya, serta di bagian lengan atas terlihat bengkak. Setelah dilakukan pemeriksaan rontgen ternyata An.F mengalami fraktur humerus incomplete.


Keluhan Utama :
Klien mengeluh nyeri lengan kiri bagian atas, nyeri dirasakan setelah klien jatuh dari sepeda, nyeri bersifat menusuk dan menetap, nyeri bertambah berat saat klien mencoba menggerakkan tangan kirinya, nyeri dirasakan tidak menjalar, skala nyeri 8, dan nyeri sedikit berkurang ketika ibu klien menempelkan es batu pada lengan kirinya yang sakit.

Dari kasus di atas tentukan :
1.      Masalah keperawatan ( minimal dua)
2.      Data Fokus
3.      Data Penunjang
4.      Intervensi dan rasional


Penyelesaian Kasus
1.      Masalah Keperawatan yang muncul pada kasus diatas adalah :
a.       Nyeri akut b.d cidera tulang dan trauma jaringan serta cidera neuromuskuler
b.      Gangguan mobilitas fisik b.d nyeri sekunder akibat cidera tulang, trauma jaringan serta cidera neuromuskuler
2.      Data Fokus
a.       Data subyektif
-        Klien mengatakan nyeri lengan kiri bagian atas
-        Klien mengatakan nyeri dirasakan setelah jatuh dari sepeda
-        Klien mengatakan nyeri bertambah berat saat klien mencoba menggerakkan tangan kirinya
b.      Data Obyektif
-        Klien tampak menangis dan merintih kesakitan/nyeri
-        Skala nyeri 8
-        Klien tampak menyangga tangan kirinya dengan tangan kanan
-        Tampak pembengkakan dilengan kiri bagian atas
-        Dari hasil rontgen didapatkan klien + fraktur humerus incomplete

3.      Data Penunjang
a.       Dari kasus diatas pemeriksaan penunjang yang sudah dilakukan adalah Rontgen
b.      Pemeriksaan yang mungkin dilakukan adalah:
a)      Pemeriksaan Laboratorium
-        Kalsium Serum dan Fosfor Serum meningkat pada tahap penyembuhan tulang.
-        Alkalin Fosfat meningkat pada kerusakan tulang dan menunjukkan kegiatan osteoblastik dalam membentuk tulang.
-        Enzim otot seperti Kreatinin Kinase, Laktat Dehidrogenase (LDH-5), Aspartat Amino Transferase (AST), Aldolase yang meningkat pada tahap penyembuhan tulang.
b)      Pemeriksaan lain-lain
-        Pemeriksaan mikroorganisme kultur dan test sensitivitas: didapatkan mikroorganisme penyebab infeksi.
-        Biopsi tulang dan otot: pada intinya pemeriksaan ini sama dengan pemeriksaan diatas tapi lebih dindikasikan bila terjadi infeksi.
-        Elektromyografi: terdapat kerusakan konduksi saraf yang diakibatkan fraktur.
-        Arthroscopy: didapatkan jaringan ikat yang rusak atau sobek karena trauma yang berlebihan.
-        Indium Imaging: pada pemeriksaan ini didapatkan adanya infeksi pada tulang.
-        CT scan untuk mendeteksi struktur fraktur yang kompleks.
-         MRI: menggambarkan semua kerusakan akibat fraktur.(Ignatavicius, Donna D, 1995)

Analisa Data
No
Data
Masalah
Etiologi
1
Ds :
×          Klien mengatakan nyeri lengan kiri bagian atas
×          Klien mengatakan nyeri dirasakan setelah jatuh dari sepeda
Do:
×          Klien tampak menangis dan merintih kesakitan/nyeri
×          Skala nyeri 8
×          Klien tampak menyangga tangan kirinya dengan tangan kanannya
×          Tampak pembengkakan dilengan kiri bagian atas
×          Hasil Rontgen + fraktur humerus incomplete

Nyeri Akut
cidera tulang dan trauma jaringan serta cidera neuromuskuler

2
Ds:
×          Klien mengatakan nyeri bertambah berat saat klien mencoba menggerakkan tangan kirinya
Do:
×          Skala nyeri 8
×          Klien tampak menyangga tangan kirinya dengan tangan kanan



Gangguan Mobilitas Fisik
nyeri sekunder akibat cidera tulang, trauma jaringan serta cidera neuromuskuler



Intervensi Keperawatan
No
Dx
Tujuan
Intervensi
Rasional
1
Nyeri akut b.d cidera tulang dan trauma jaringan serta cidera neuromuskuler

Ds :
o   Klien mengatakan nyeri di lengan kiri bagian atas
o   Klien mengatakan nyeri dirasakan setelah jatuh dari sepeda
Do :
o   Klien tampak menangis dan merintih kesakitan/nyeri
o   Skala nyeri 8
o   Klien tampak menyangga tangan kirinya dengan tangan kanan
o   Tampak pembengkakan dilengan kiri bagian atas
o   Hasil Rontgen + fraktur humerus incomplete

Setelah dilakukan tindakan kep. Selama 2 x 24 jam nyeri berkurang atau hilang

KH :
o   Klien mengatakan nyerinya berkurang atau hilang
o   Skala nyeri berkisar antara 0-4
o   Klien tampak lebih rileks dan tenang
1.      Kaji skala, karakteristik dan lokasi  nyeri klien
2.      Jelaskan penyebab nyeri klien
3.      Berikan posisi yang nyaman sesuai yang klien inginkan ( dengan catatan tidak kontraindikasi)
4.      Lakukan kompres dingin selama fase akut (24-48 jam pertama) sesuai keperluan.
5.      Ajarkan tehnik relaksasi dan distraksi jika kondisi sudah memungkinkan
6.      Lakukan pemasangan gips jika dierlukan
7.      Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian analgetik (ex:ketorolac)


1.      Untuk mengetahui kualitas nyeri klien


2.      Agar klien mengetahui tentang keadaannya


3.      Agar klien tampak lebih nyaman




4.      Menurunkan edema dan mengurangi rasa nyeri.




5.      Berguna untuk mengurangi nyeri dengan pengalihan perhatian terhadap nyeri

6.      Untuk menmengurangi/menghindari pergerakan pergeseran tulang

7.      Sebagai penatalaksanaan medis untuk mengurangi nyeri






Intervensi Keperawatan
No
Dx
Tujuan
Intervensi
Rasional
2
Gangguan mobilitas fisik b.d nyeri sekunder akibat cidera tulang, trauma jaringan serta cidera neuromuskuler

Ds :
o   Klien mengatakan nyeri bertambah berat saat klien mencoba menggerakkan tangan kirinya
Do :
o   Skala nyeri 8
o   Klien tampak menyangga tangan kirinya dengan tangan kanannya




Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam klien mampu melakukan aktifitas fisik sesuai dengan kemapuannya

KH :
o   klien menunjukan tindakan untuk meningkatkan mobilitas
o   Klien mau melakukan aktifitas sesuai kemampuannya (ex:makan,minum dll dengan menggunakan tangan kanannya)
1.      Kaji mobilitas dan fungsi motorik klien
2.      Atur posisi imobilisasi pada lengan atas
3.      Motivasi klien untuk melakukan aktifitas sehari-hari sesuai kemampuan klien
4.      Berikan penyangga (kain penyangga ) pada tangan yang fraktur jika sudah memungkinkan
5.      Anjurkan kepada klien untuk makan makanan yang bergizi terutama makanan yang mengandung zat besi dan Vit D
6.      Anjurkan kepada keluarga untuk selalu mengawasi dan membantu klien dalam melakukan aktivitas
1.      Mengetahui tingkat kemampuan klien dalam melakukan aktivitas.
2.      Imobilisasi yang adekuat dapat mengurangi pergerakan fragmen tulang yang menjadi unsure utama penyebab nyeri pada lengan atas.
3.      Untuk memotivasi klien agar tidak terlalu bergantung dengan orang lain
4.      Untuk memudahkan mobilisasi klien dan mengurangi rasa nyeri
5.      Untuk mempercepat proses penyambungan tulang
6.      Untuk menghindari resiko terjadinya cidera tambahan






Daftra Pustaka

1. Ningsih,N dan Lukman. 2009. AsuhanKeperawatan Pada Klien Dengan Gangguan Muskuloskeletal.Jakarta:Salemba Medika

Tidak ada komentar:

Posting Komentar