KITA HARUS JADI GENERASI BANGSA YANG KREATIF

KITA HARUS JADI GENERASI BANGSA YANG KREATIF
BERBAGI ILMU

Jumat, 19 Desember 2014

MANAGEMEN MUTU & MANAGEMEN RESIKO KEPERAWATAN KOMUNITAS

BAB I
PENDAHULUAN

1.      LATAR BELAKANG

Jaminan mutu dalam keperawatan komunitas merupakan salah satu pendekatan atau upaya yang sangat penting serta mendasar dalam memberikan layanan keperawatan kepada klien.
Seorang perawat komunitas yang profesional harus senatiasa berupaya memberikan pelayanan keperawatan dengan mutu yang terbaik kepada semua klien tanpa terkecuali. Pendekatan jaminan mutu layanan keperawatan merupakan salah satu perangkat yang sangat berguna bagi mereka yang mengelolah atau merencanakan layanan keperawatan.
Pendekatan tersebut juga merupakan bagian keterampilan yang mendasar bagi setiap pemberi pelayanan kesehatan yang secara langsung melayani kien.
Layanan keperawatan yang bermutu adalah layanan keperawatan yang senantiasa berupaya memenuhi harapan kien sehingga klien selalu puas terhadap pelayanan yang diberikan perawat. Pendekatan jaminan mutu layanan keperawatan mengutamakan keluaran layanan keperawatan atau apa yang dihasilkan dan di akibatkan oleh layanan keperwatan.
Hasil layanan keperawatan yang bermutu hanya mungkin dihasilkan oleh pekerjaan yang benar, dengan demikian klien akan berada dalam lingkungan organisasi layanan keperwatan yang baik karena segala kebutuhan dan penyakit klien tersebut sangat diperhatikan dan kemudian dilayani dengan layanan keperwatan dengan mutu yang terbaik.
Tidak mengherankan bahwa organisasi layanan keperawatan yang selalu memperhatikan mutu selalu akan dengan mudah mendapatkan akreditas serta memperoleh kepercayaan dari masyarakat dan organisasi lain sejenisnya.
2.      TUJUAN
o   Mahasiswa mampu memahami tentang management mutu & managemen resiko dalam keperawatan komunitas secara menyeluruh
 


BAB II
TINJAUAN TEORITIS

1.      PENGERTIAN
Mutu sebagai keseluruhan karakteristik barang atau jasa yang menunjukan kemampuanya dalam memuasakan kebutuhan konsumen,baik berupa kebutuhan yang dinyatakan maupun kebutuhan yang tersirat (Imbalo S.Pohan .2006).Mutu tidak lepas dari kata kualitas atau mutu itu sendiri.
Kualitas mengandung banyak definisi dan makna di antaranya seperti;
o   Mutu adalah kualitas
o   Bebas dari kerusakan atau cacat
o   Kesesuaian; pengguna,persyaratan atau tuntunan
o   Melakukan segala sesuatu secara benar semenjak awal
o   Pemenuhan kebutuhan pelanggan semenjak awal dan setiap awal
o   Kepuasan pelanggan; dalam arti klien itu sendiri maupun keluarganya.
Mutu Pelayanan Kesehatan adalah tingkat kesempurnaan pelayanan kesehatan yang memuaskan pelanggan sesuai dengan tingkat kepuasan rata-rata pelanggan, serta diberikan sesuai standart dan etika profesi.
Layanan kesehatan yang bermutu sering dipersepsikan sebagai suatu layanan kesehatan yang di butuhkan, dalam hal ini akan di tentukan oleh profesi layanan keshatan dan sekaligus di inginkan oleh klien(individu) ataupun masyarakat serta terjangkau oleh daya beli masyarakat.
Layanan kesehatan sebagaimana juga mutu barang dan jasa bersifat multidimensi.
Dimensi mutu layanan kesehatan menurut L.D.Brown dkk(1992) adalah sbb:
1)      Dimensi kompetensi teknis.
Menyangkut ketrampilan,kemampuan,dan penampilan atau kinerja pemberi layanan kesehatan.
2)      Dimensi keterjangkauan atau akses terhadap layanan kesehatan
Mempunyai arti bahwa layanan kesehatan harus dapat dicapai oleh masyarakat,tidak terhalang oleh keadaan geografis,sosial.ekonomi dan bahasa.
Dimensi efektivitas layanan kesehatan
Mempunyai arti bahwa perawat harus mampu mengobati atau mengurangi keluhan yang ada mencegah terjadinya penyakit,serta berkembangnya penyakit yang ada.
3)      Dimensi efisiensi layanan kesehatan
Layanan kesehatan yang efisiensi dapat melayani lebih banyak klien atau masyarakat.
4)      Dimensi kesinambungan layanan kesehatan
Mepunyai arti bahwa klien harus dapt dilayani sesuai kebutuhan,termasuk rujukan jika diperlukan tanpa mengurangi prosedur diagnosis dan terapi yang tidak perlu.
5)      Dimensi keamanan
Layanan kesehatan itu harus aman dari resiko cidera, infeksi, efek samping, atau bahaya lain yang muncul baik bagi klien, pemberi layanan, maupaun masyarakat sekitarnya.
6)      Dimensi kenyamanan
Menyangkut kepuasan klien sehingga mendororng klien untuk datang berobat kembalike tempat tersebut.
7)      Dimensi informasi
Layanan kesehatan yang bermutu harus mampu memberikan informasi yang jelas tentang apa, siapa, kapan,  dimana,dan bagaimana layanan kesehatan itu akan dilaksanakan.
8)      Dimensi ketepatan waktu
Agar berhasil layanan kesehatan harus dilaksanakan dalam waktu dan cara yang tepat,oleh pemberi pelayanan yang tepat,menggunakan peralatan yang tepat,sreta dengan biaya yang efisien (tepat).
9)      Dimensi hubungan antar manusia
Hubungan antar manusia yang baik akan menimbulkan kepercayaan atau kredibilitas dengan cara saling menghargai, menjaga rahasia, saling menghormati, responsif, memberi perhatian.

1.      Pentingnya Jaminan Mutu  Layanan Kesehatan Dalam Organisasi Layanan Keperawatan Komunitas
A.    Penerapan pendekatan jaminan mutu layanan kesehatan akan menjamin bahwa organisasi layanan kesehatan akan selalu menghasilkan layanan kesehatan yang bermutu,artinya layanan kesehatan yang sesuai dengan harapan dan kebutuhan klien serta mampu di bayar olehnya.
B.     penerapan pendekatan jaminan mutu layanan kesehatan akan menjadikan organisasi kesehatan semakin efisien karena semua orang yang bekerja dalam organisasi itu akan selalu bekerja lebih baik dalam suatu sistem yang terus  menerus diperbaiki.
C.     penerapan pendekatan jaminan mutu layanan kesehatan akan membuat organisasi layanan kesehatan menjadi terhormat,terkenal dan selalu dicari oleh siapa yang membutuhkan layanan kesehatan yang bermutu serta menjadi tempat kerja idaman bagi profesi layanan yang kompeten yang berperilaku terhormat.
D.    penerapan pendekatan jaminan mutu layanan kesehatan terutama akan memperhatikan outcomes layanan kesehatan benar benar bermanfaat bagi klien.
E.     penerapan pendekatan jaminan mutu layanan kesehatan akan menumbuhkan kepuasan kerja,komitmen,dan  peningkatan moral profesi layanan kesehatan serta akhirnya akan menimbulkan kepuasan klien.

Melakukan pelayanan bermutu sesuatu yang menimbulkan kepuasan pribadi,dengan menerapkan jaminan mutu jaminan kesehatan,perawat diharapkan bekerja semakin cermat dan selalu menggunakan nalar. Bekerja dengan lebih cermat bukan berarti harus bekerja keras., sebaliknya bekerja dengan memperhatikan mutu artinya bekerja lebih arif dangan sistem yang baik sehingga hasilnya akan lebih baik,  tetapi dengan upya dan pemborosan yang semakin kurang.
Mutu layanan kesehatan yang di terima oleh klien sebagai konsumen akan di tentukan oleh mutu layanan kesehatan yang di berikan oleh berbagai profesi layanan kesehatan yang terdapat di dalam organisasi layanan kesehatan tersebut. Mutu layanan kesehatan juga di tentukan pula oleh mutu manajemen organisasi layanan itu,  dengan demikian akan terdapat hubungan timbal balik antara profesi layanan kesehatan dengan klien. Tingkat mutu layanan kesehatan akan ditentukan akan bedasarkan tingkat keseimbangan yang terjadi antara ketiga unsur tersebut.
1.      PERUBAHAN PARADIGMA PELAYANAN KEPERAWTAN KOMUNITAS.

Manajemen Kesehatan adalah Rangkaian/proses kegiatan yang bekerja secara  sistematik untuk menghasilkan luaran kesehatan yang efektif dan efisien.
Manajen mutu terpadu merupakan paradigma baru dalam manajemen yang berusaha memaksimalkan daya saing organisasi melalui perbaikan secara berkesinambungan atas mutu barang,jasa,manusia,dan linkungan organisasi.
Manajemen mutu terpadu hanya dapat dicapai dengan memperhatikan hal hal sebagai berikut (Tjiptono, 1997);
a)      Berfokus pada pelanggan.
Yang menentukan mutu barang dan jasa adalah pelanggan eksternal. Pelanggan internal berperan dalam menentukan mutu manusia,proses,dan lingkungan yang berhubungan dengan baranga atau jasa.
b)      Obsesi terhadap mutu.
Penentu akhir mutu adalah pelanggan internal dan eksternal. dengan mutu yang ditentukan tersebut,organisasi harus berusaha memenuhi atau melebihi yang ditentukan
c)      Pendekatan ilmiah.
Terutama merancang pekerjaan dan proses pembuatan keputusan dan pemecahan masalah yang berkaitan dengan pekerjaan yang di rancang tersebut.
d)     Komitmen jangka panjang.
Agar penerapan manajemen mutu terpadu dapat berhasil,dibutuhkan budaya organisasi yang baru.
e)      Kerjasama tim.
Untuk  menerapkan mutu terpadu,kerja sama tim,kemitraan dan hubungan terus menerus dijalani dan dibina baik antar aparatrur dalam organisasi maupun dengan pihak luar(masyarakat).
f)       Perbaikan sistem secara berkesinambungan.
Seitap barang dan jasa dihasilkan melalui proses - proses didalam suatu sistem atau lingkungan. Oleh karena itu sistem yang ada perlu diperbaiki secara terus menerus agar mutu yang dihasilkan lebih meningkat.
g)      Pendidikan dan pelatihan.
Dalam organisasi yg menerapkan manejemen mutu terpadu,pendidikan dan pelatihan merupakan faktor yang mendasar. Disini berlaku prinsip belajar yang merupakan proses tiada akhir dan tidak mengenal batas usia.





2.      PRINSIP DAN BENTUK JAMINAN MUTU LAYANAN KESEHATAN.
a.       Prinsip Jaminan Mutu yaitu;
o   Bekerja dalam tim
o   Fokus pada perubahan proses
o   Orientasi kinerja pada pelanggan
o   Pengambilan keputusan berdasarkan data
o   Adanya komitmen pimpinan dan keterlibatan bawahan dalam perbaikan   proses pelayanan.
b.      Bentuk Jaminan Mutu yaitu;
o   Prospektif: dilaksanakan sebelum yankes dilakukan: standarisasi, perizinan, sertifikasi, akreditasi
o   Konkuren: dilaksanakan bersamaan dengan yankes dilakukan: penilaian teman sejawat terhadap kepatuhan protap
o   Retrospektif: dilakukan setelah yankes diselenggarakan: telaah rekam medik, survei pelanggan.

3.      STANDAR MUTU LAYANAN KESEHATAN.
Standar layanan kesehatan adalah suatu prnyataan tentang mutu yang diharapkan yaitu akan menyangkut masukan(inptu), proses dan keluaran(output) sistem layanan kesehatan.
Imput(masukan) terdiri atas mutu petugas,bahan,alat,dan sebagainya,biasanya dikaitkan dengan penggunaan dan penguasaan ilmu dan teknologi. Proses mencakup mutu kerja dan mutu pelayanan, biasanya memakai standar etika kepuasan rata-rata komunitas. Sedangkan keluaran(otuput) biasanya dikaitkan dengan kinerja pemberi pelayanan kesehatan.
Pengolahan mutu harus selalu menghasilkan standardisasi. Standardisasi bertujuan untuk mempertahankan hasil dan mencegah mutu pelayanan institusi kesehatan termasuk kesehatan termasuk puskesmas. Pada setiap proses pelayanan keperawatan komunitas hampir selalu terjadi variasi. Seorang perawat komunitas, pada setiap kasus yang ditemukan dilapangan  akan menerapkan cara yang berbeda untuk memecahkannya, demikian juga di puskesmas ia akan menunjukan karakteristik layanan yang khas pada setiap individu. Seorang perawat puskesmas selalu berupaya menghasilkan kinerja yang sempurna, tetapi layanan keperawatan persis sama tidak mungkin diberikan pada setiap layanan keperawatan.
Perbedaan atau variasi merupakan hal yang wajar dan selalu akan terjadi pada setiap proses layanan keperawatan. Meskipun demikian,melalui teknik pendekatan mutu yang berkesinambungan perawat dapat meningkatkan pengetahuan dan mampu mengendalikan variasi yang terjadi dalam sistem layanan keperawatan. Tujuannya adalah agar variasi tersebut selalu berada dalam batas-batas kendali. Banyak sumber variasi layanan medis yang tidak mungkin distandardisasikan sama sekali. Rencana perwatan dan askep lain dari layanan kesehatan harus disesuaikan dengan kebutuhan spesifik setiapklien atau di sebut tailor made.
Standar layanan kesehatan dapat membantu mengurangi variasi variasi tesebut dengan cara menetapkan input,proses dan autcome pada sistem layanan kesehatan. Contohnya,perawatan kaki klien dengan Diabetes melitus di komunitas standar input  akan memastikan bahwa perawat komunitas akan menggunakan peralatan yang di gunakan peralatan yang diperlukan dan sesuai untuk melakukan prosedur rawat luka. Standar proses seperti protokol atau petunjuk pelaksanan,membantu melaksanan bahwa perawat komunitas akan menggunakan teknik dan teknologi terbaru. Standar autcome menjelaskan tentang apa  yang di harapkan organisasi layanan keperawatan dari hasil prosedur perawatan kaki pada klien Diabebetes melitus yang telah dilakukan sesuai proses.

Langkah-Langkah penyusunan layanan kesehatan ;
1)      Pilih salah satu fungsi atau sistem yang memerlukan standar layanan kesehatan.
Jika suatu organisasi layanan kesehatan ingin menyusun standar layanan kesehatan,maka organisasi itu perlu mengenali sistem atau subsistem yang membutuhkan standar layanan kesehatan.pilihlah satu atau dua sistem yang merupakan prioritas tinggi
2)      Bentuk tim atau kelompok pakar
Keputusan penting tentang fungsi atau sistem yang memerlukan standar layanan kesehatan biasanya dilakukan oleh para kepala satuan kerja dan kepala bagian.Kemudian organisai akan menugasakan suatu kelompok kerja multidisiplin atau kelompok pakar yang banyak mengetahui tentang fungsi atau sistem tersebut untuk penyususnan standar layanan kesehatan.
3)      Tentukan input,proses dan autcome
Kelompok pakar harus dapat menentukan unsur-unsur input,proses dan autcome dari setiap komponen fungsi atau sistem.input diperlukan agar dapat melakukan proses yang diperlukan sedangkan proses perlu menghasilkan autcome yang diingginkan.
4)      Tentukan karakteristik mutu
Merupakan sifat atau atribut untuk membedakan input ,proses dan autcome yang penting dalam menentukan mutu layanan kesehatan yang akan diterapkan oleh kelompok atau organisasi layanan kesehatan.
5)      Tentukan atau sesuaikan standar layanan kesehatan
Hal –hal yang perlu dilakukan untuk menyelesaikan langkah ini adalah pemilihan pola atau bentuk  penulisan standar,pengumpulan informasi dan pembuatan naskah standar layanan kesehatan.
6)      Nilai ketepatan standar layanan kesehatan
Penilaian dalam langkah ini meliputi penilaian keabsahan atau validitas standar layanan kesehatan,penilaian reliabilitas atau keandalan standar layanan kesehatan dan penilaian kejelasan standar kesehatan.

4.      Program Jaminan Mutu Keperawatan Komunitas
Tiga pengertian dasar yang di pakai untuk memahami konsep tentang jaminan mutu adalah sbb ;(A.A.G Muuninjaya, 2004)
1)      Batasan manajemem mutu
Program jaminan mutu merupakan suatu upaya yang di laksanakan secara berkesinambungan,sistematis,objektif dan terpadu untuk;
a.       Menetapkan masalah muu dan penyebabnya berdasarkan standar yang telah ditetapkan
b.      Mentapkan dan melaksanakan cara penyelesaian masalah sesuai dengan kemampuan yang tersedia
c.       Menilai hasil yang di capai
d.      Menyusun rencana tindak lanjut untuk lebih meningkatkan mutu.
Dari batasan tersebut dapat diketahui bahwa jaminan mutu merupakan sebuah proses yang dilakukan secara bertahap tatapi berkelanjutan, mulai dari idenifikasi  masalah mutu mencari dan menerapkan solusi serta menilai hasilnya dalam bentuk peningkatan mutu dan penurunan biaya produksi.
Beberapa istilah tentang program jaminan mutu yang sudah di perkenalkan oleh banyak pakar adalah sbb;
o   Program pengawasan mutu
o   Program peningkatan mutu
o   Manajemen mutu terpadu
o   Peningkatan mutu berkesinambungan
2)      Tujuan program jaminan mutu
Jika sebuah organisasi kesehatan ingin menerapkan manejemen mutu, maka harus dirumuskan tujuannya terlebih dahulu. Tujuan tersebut adalah tujuan antara dan tujuan akhir.
Tujuan antara adalah tujuan pengembangan mutu, pimpinan mutu staf organisasi tersebut harus merumuskan masala mutu pelayanan. .masalah mutu dijadikan dasar untuk menerapkan tujuan peningkatan mutu yang ingin dicapai. Sedangkan tujtuan akhir ditetapkan untuk menjaga mutu pelayanan kesehatan adalah meningkatnya mutu produksi dan jasa pelayanan kesehatan. Tujuan ini terkait dengan kepuasan konsumen, termasuk turunya biaya,produksi dan jasa. 
3)      Tahapan kegiatan program jaminan mutu
Operasional jaminan mutu layanan kesehatan adalah upaya yang sistematis dan berkesinambungan dalam memantau dan mengukur mutu serta melakukan peningkatan mutu yang diperlukan agar mutu layanan kesehatan senatiasa sesuai dengan standar layanan kesehatan yang disepakati.
Pendekatan jaminan mutu layanan kesehatan dilaksanakan melala tahap-tahap sbb ;
o   Sadar mutu
o   Menyusun standar
o   Mengukur apa yang terjadi
o   Membuat rencana peningkatan mutu layanan kesehatan
o   Melakukan peningkatan mutu layanan kesehatan yang diperlukan


Sasaran yang ingin di capai dalam upaya peningkatan mutu adalah sbb;
-        Menurunkan angka kematian
-        Menurunkan angka kecacatan
-        Meningkatkan kepuasan masyarakat dan pemberi pelayanan kesehatan kepada masyarakat terutama wilayah kerjanya
-        Penggunaan obat secara rasional serta tindakan pengobatan yang wajar.

1.      MANAGEMEN RESIKO KEPERAWATAN KOMUNITAS
A.    Pengertian
Manajemen resiko adalah untuk menidentifikasi resiko,mengendalikan kejadian-kejadian,mencegah kerusakan.manajemen resiko memutuskan apakah akan menginvestigasi insiden lebih lanjut ( huber 2000 )
Manajemen resiko dalam keperawatan adalah sisitem yang  menjamin pelayanan keperawatan yang tepat dan berusaha mengenai potensial bahaya dan menghilangkan sebelum terjadi.
Langkah-langkah dalam manajemen resiko :      mengenali resiko yang mungkin terjadi,menganalisanya,melakukan tindakan untuk mengururangi resiko tersebut dan mengevaluasi langkah-langkah yan g diambil.
Salah satu alat yang di gunakan dalam manajemen resiko adalah laporan insiden dan laporan kejadian
Laporan kejadian memberikan data dasar untuk penelitian selanjutnya dalam upaya menjelaskan penyimpangan dari standar pelayanan,memperbaiki tindakan yang diperlukan untuk ,mencegah frekuensi, dan untuk meningkatkan manajemen resiko terhdap situasi yang berpotensi menjadi tuntutan.
Sasaran dari pelaksanaan manajemen risiko adalah untuk mengurangi risiko yang berbeda-beda yang berkaitan dengan bidang yang telah dipilih pada tingkat yang dapat diterima oleh masyarakat. Hal ini dapat berupa berbagai jenis ancaman yang disebabkan oleh lingkungan, teknologi, manusia, organisasi dan politik.
2.      Langkah-langkah proses manajemen risiko:
-        Menentukan tujuan yang ingin dicapai
-        Mengidentifikasi risiko-risiko yang dihadapi atau terjadinya kerugian (paling sulit tapi penting)
-        Menentukan besarnya risiko atau kerugian:
-        Frekuensi kejadian
-        Besarnya akibat dari kerugian tsb. thdp. keuangan (kegawatannya)
-        Kemampuan meramalkan besarnya kerugian yang jelas akan timbul
-        Mencari cara penanggulangan yang paling baik, tepat dan ekonomis
-        Mengkoordinir dan melaksanakan keputusan untuk penanggulangan
-        Mencatat, memonitor, dan mengevaluasi langkah-langkah yang ditempuh

Agar program penanggulangan risiko berlangsung efektif:
-        Telaah scr berkala: apakah ada perubahan, dampak terhadap kerugian/bahaya dan upaya penanggulangannya yg menyangkut biaya, program keselamatan, pencegahan kerugian, dsb.
-        Dokumentasi. kerugian harus selalu diperiksa untuk mengetahui perkembangan  
Menjaga mutu pelayanan keperawatan; suatu rangkaian kegiatan pelayanan keperawatan berdasarkan Standar asuhan dan Standar prosedur keperawatan

BAB III
PENUTUP
1.      SIMPULAN

Mutu sebagai keseluruhan karakteristik barang atau jasa yang menunjukan kemampuanya dalam memuasakan kebutuhan konsumen,baik berupa kebutuhan yang dinyatakan maupun kebutuhan yang tersirat (Imbalo S.Pohan .2006).Mutu tidak lepas dari kata kualitas atau mutu itu sendiri.

Jaminan mutu dalam keperawatan komunitas merupakan salah satu pendekatan atau upaya yang sangat penting serta mendasar dalam memberikan layanan keperawatan kepada klien. 
Manajemen secara umum diartikan sebagai pengaturan. Dalam pelaksanaan kesehariannya manajemen diartikan sebagai pengelolaan yang mencakup kegiatan perencanaan , anggaran , oganisasi , pelaksanaan, controling dan evaluasi .  
Resiko secara harfiah mengandung arti bahaya. Resiko mengandung pengertian sesuatu ancaman atau dampak negatif dari sesuatu hal.
Manajemen resiko adalah mengatur atau mengelola sesuatu sehingga terhindar dari kesalahan ataupun ancaman yang membahayakan.
Tujuan manajemem resiko adalah untuk mengidentifikasikan resiko, mengendalikan kejadian-kejadian , mencegah kerusakan dan mengendalikan liabilitas



DAFTAR PUSTAKA

1.      Brown,L.D. 1992. Quality Assurance cof health care in Developing countries,quality assurance project,center for human service. Bethesda, Maryland.
2.      Muninjaya, A.A.G. 2004. manejemen kesehatan. Jakarta ; EGC
3.      Pohan, I.S. 2007. jaminan mutu layanan kesehatan; dasar-dasar pengertian dan penerapan. Jakarta EGC.
4.      Sulastomo. 2000. manajemen kesehatan. Jakarta; Gramedia
5.      Tjiptono . 1997. total quality service. Jogjakarta; Andi Offset. 
 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar